Last Comment

Turbo Comentator

BINGUNG BAHASA ASING ? NO PROBLEM ! INI SOLUSINYA !!!

 

DOWNLOAD BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK GRATIS

BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK
(BSE)
SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA, SMK
Silahkan klik langsung pada nomornya!
Bilamana klik pada gambar Buku Terbuka, atau Info/Berita Pendidikan, pastikan akan mendapat banyak manfaat Ilmu Pengetahuan!

DOWNLOAD GRATIS

SD/MI
Kelas

1, 2, 3, 4, 5, 6

SMA/MA
Kelas

10, 11, 12

SMP/MTs
Kelas

SMK
Kelas

10, 11, 12

"Info/Berita Pendidikan"

 

 

 

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009 - 10

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 07.26 2 komentar

Sepanjang perjalanan khususnya mulai dari Bangkalan sampai ke Sumenep dan sekitarnya hingga pulang menuju Kraksaan hingga dipisahkan harus pulang ke Markas Asal masing-masing. Pertarungan apa ? Apa yang bertarung ? Siapa yang bertarung ? Siapa pemenangnya ? Apa pemenangnya ? Siapa yang kalah ? Apa yang kalah ? Yang bertarung di sini bukanlah APA, namun SIAPA ? Lantas siapa ? Ingin tahu ... ? Nich ... yang bertarung 3 orang yakni : Bapak Rakib, SPd alias Bapak Malaikat, Bahtiar (putera Bapak Rakib) dan SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21 alias Bapak Nabi. Kenapa Bapak Rakib disebut sebagai Bapak Malaikat ? Sebab, namanya memakai Nama Malaikat Rakib dan SUHU PSPB RONGGOLAwEZ21 diisebut dengan nama Bapak Nabi karena memakai Nama ayahnya Nabi YAHYA AS. Hayooo .... siapa dong nama ayah dari Nabi Yahya As ... ? Sebenarnya ada apa ... kok muncul pertarungan ? Apa yang dipermasalahkan ?



Barangkali pembaca berprasangka pertarungan kayak Film Silat Jacky Chan, Jet Lee, Andy Lau, Van Damme, dan Film Laga Lainnya. Bukan yang seperti itu. Lantas yang bagaimana ? Ini jawabannya,"Pertarungan Canda Saling Menggoda" di mana seolah-olah masing-masing pihak tidak mengizinkan untuk ikut serta dalam perjalanan Wisata ke Madura. Sebenarnya kurang seimbang pertarungannya karena 1 : 2 yakni SUHU PSPB R21 Vs Bapak Rakib dan Puteranya yang bernama Bahtiar yang masih sekolah di SDN Bucor. Kelas berapa dan Bucor mana (Wetan, Kulon, Timur Laut, Barat Daya, Tenggara, Kidul, Lor, Dukur, Ngisor) tak tahulah karena lupa. Pernah tanya namun tak ingat makanya jadi lupa, sebab sekiranya ingat tentunya tak lupa kan.

Sebenarnya masalahnya apa ... ? Pokoknya ada-ada saja dech ... ingin tahu saja nich ! SUHU mau duduk tak boleh,"Hai ngapain duduk, berdiri saja !". SUHU membalasnya,"Hai memangnya punyamu, ayo sana berdiri di pintu jadi kondektur alias kernet saja, mulai tadi kok reng-mekereng melulu, wat megawat melulu ! Meskipun pelotat plotat matanya, meskipun pendelak-pendelik matanya, saya tak takut ! Siapa takut !!! Ayo sana pulang saja ke Bucor, bikin penuh saja Bus ini". Beliau membalas,"Kok enak, sana turun, bikin penuh bus ini saja, sumpek !". SUHU membalas lagi,"Ya tak bisa dong ! Tubuh saya kan kecil. Ayo sana, turun, yang bertubuh besar saja yang turun dan justeru ini yang menjadi masalahnya. Itu kasihan ban busnya, sampai penyet dan nggereng terus mulai tadi ! Ini gara-gara orang gemuk dan besar. Kalau saya tak terasa, dan bahkan senang busnya karena yang dimuat tak berat-berat. Tuh, lihat tuh, tempat duduknya tak muat !!! Mau turun dari bus tak boleh, melihat wajahnya tak boleh, mau begini dan begitu tak boleh. Setelah eyel-eyelan dalam nada canda, baru diperbolehkan. Gara-gara ini, sebagian penumpang mulai nyelethuk,"Husssst ! Ini ! Mulai tadi gegeran melulu ... !!!! Dibegitukan apa berhenti, ealaaah ... justeru semakin seru, sebab sasaran berganti ke Bahtiar. Ke bapaknya selesai, kini gantian ke anaknya yang saat itu kurang sehat. Melihat anaknya SUHU serang, sesekali-sesekali bapaknya membelanya baik langsung maupun tak langsung. Tak langsung dengan cara apa ? Caranya, Bahtiar diajari cara menjawabnya, padahal tak diajaripun dia sudah pandai berkelit. Lalu bagaimana dengan Ibu Rakib yang mengajar di SMAN 1 Paiton, karena bukan pertarungan sungguhan, beliau hanya senyam-senyum menahan geli.

Apa yang menjadi topik utama pertarungan dengan Bahtiar ? Simpel saja, SUHU melarang ikut ke Madura. Anak kecil mestinya jaga rumah dan menunggu oleh-oleh dari Bapak dan Ibu sambil bersih-bersih rumah, mengepel, menguras jeding, banyak belajar biar naik kelas, dll. Rupanya, meskipun kecil, pandai juga menyerang balik ke SUHU. SUHU yang disuruh kayak dia, namun SUHU tak kurang akal untuk menghimpitnya. Nah ! Bilamana sudah situasi demikian, Bapaknya tak terima, lalu ikut mengeroyok SUHU. Begitu terus tanpa berhenti, kecuali capek dan tidur dan bangun tidur begitu lagi sampai akhirnya sampai di SMAN 1 Kraksaan, Jl. Imam Bonjol 13 Kraksaan. Pertarungan baru berhenti, setelah tiba di tempat ini. Berhubung bukan pertarungan beneran, tentunya ditutup dengan salaman perpisahan,"SAYONARA" antara SUHU dengan Mr. Malaikat Rakib Family dalam suasana teduh dan damai. Yang jelas pertarungannya seru, lebih seru dari TOM and JERRY.

Wow !!! Ternyata hanya begitu kisahnya, dikiranya ... ??????!!!!!! Memang hanya begini. Memangnya senang bilamana SUHU bertarung sungguhan dengan mereka. Daripada bertarung sungguhan mendingan, makan Ayam Panggang sambil minum Es Degan. Hai ! Ngomong-ngomong ! SUHU ingin ngomong. Ngomong apa sih ? Mulai tadi kan sudah ngomong ? Siapa yang ngomong ? SUHU mulai tadi hanya banyak bicara saja he he heeee ... !!! SUHU ingin ngomong,"Bikin ceritera itu tak mudah. Bikin postingan artikel di Website itu tak mudah. Daripada tak berkisah, mendingan berkisah. Toh bukan kisah yang melanggar hukum." Sssssttttt !!! Jangan ramai-ramai dan jangan bilang ke Bapak Rakib Family ! Hai ! Bilangpun tak masalah, sebab Kisah ini ditayangkan atas permintaan beliau sendiri. So, no problem begitu. Alhamdu lil laah. Selesai juga Kisah yang tertunda ini. Subhaanallooh, wal hamdu lil laah, wa laa ilaaha illallooh, walloohu akbar, wa la haula wa laa quwwata illaa bil-laahil 'aliyyil 'azdiim Alloohumma sholli 'alaa (sayyidinaa) Muhammad wa 'alaa aalih. See you next time ... !

Category : | Read More......

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-9

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 00.39 0 komentar

Kisah IX
Ahad, 28 Juni
BANGKALAN, SURAMADU, SURABAYA, KRAKSAAN


Begitu mengetahui bahwasanya bus sedang menuju Makam Syaikhuna Cholil Sepuh – Bangkalan, Pasukan Anak-Anak yang berada di belakang berkomentar,"Wuaaah ... mulai tadi ke makam terus ... ke kuburan terus ... huuu ... takuuut ... !!! Apalagi ditakut-takuti Pendekar Galang Hidayatullah ... jadinya tambah takut . Akhirnya mereka ramai sendiri.

Tiba di tempat parkir sekitar 50 meter dari Makam Syaikhuna pas Adzan Maghrib. Lalu Berwudlu, Sholat Jama' Taqdiim. Sebagian diimami Bapak Nasor.


Pasca Sholat, berziarah ke Makam Syaikhuna Cholil Sepuh. Saat itu SUHU yang memimpin Tahliil dengan Makmum antara lain : Bapak H. As'ad, Bapak Rosyidi, Bapak Sulhadi, dan Bapak Diyun. Setelah mengucapkan salam ke Ahli Kubur di situ khususnya kepada beliau dan siapa saja serta apa saja yang berkaitan dengan beliau. Lalu membaca Surat (Al Faatihah, Al Ikhlash 41 x, Shollalloohu "alaa Muhammad 41, Al Falaq, An Naas, Alif Laaaaaam Miiiiiim sampai Anta Maulaanaa Fanshurnaa 'Alal Qoumil Kaafiriin. Lalu tutup dengan Do'a serta Salam Perpisahan meninggalkan Ahli Kubur khususnya Syaikhunaa Cholil Sepuh.

Jam 06.30 kembali ke bus untuk kembali ke Kraksaan. Jam 06.54 sampai di Jembatan Suramadu. Berangkat tak melihat Matahari di Suramadu, begitu juga pulangnya. Hanya saja pulangnya lebih terang karena Lampu Sedang Menyala Semua. Mendekati Surabaya dan berada di Jalur Loket Tol akan keluar, subhaanallooh ... ada pemandangan yang luar biasa. Apakah itu ? Sepeda motor antrian panjang berhelm sehingga dari jauh seperti Lautan Semut Raksasa yang sedang berkonvoi. Demikian pula dari arah berlawanan, banyak kendaraan sepeda motor diparkir di pinggiran Jalan Raya meskipun tak sebanyak di Loket Keluar Tol tadi yakni mereka menimati panorma malam hari di Suramadu.

Jam 07.17 sampai di Surabaya dan jam 07.23 sampai di Masjid Roudlotush Shoolihiin Surabaya di mana berdekatan dengan perempatan. Hanya saja bus mengambil Jalan lurus dan sekiranya ingin ke Masjid Ampel – Surabaya harus belok kiri. Bus terus lurus, lalu melewati Yayasan Al Choiriyah – Surabaya. Kemudian berhenti sejenak di POM Bensin guna mengisi Solar dan SUHU sempat memperhatikan Angka Bergerak di POM, di mana harus membayar Rp 180.000,00 untuk 40 liter.

Jam 07.31 bus berjalan lagi. Sampai di perempatan belok kanan dan lurus saja hingga melewati PT Matahari Kuda Laut. Jam 07.34 Bapak Bambang dan Puterinya Ayu turun karena liburan di Sidoarjo, sedangkan Bapak Bambang terus ke Nganjuk ada keperluan Keluarga. Lalu bus belok kanan, lalu belok kiri melewati Tanjung Perak, hingga tahu-tahu sudah sampai Jembatan Dupak, lalu 07.40 masuk Tol Dupak posisi paling kiri dengan tarif Rp 2.000,00. Kemudian bus meluncur dengan kecepatan tinggi.

Jam 22.10 sampai di Pasar Gotong Royong Probolinggo. Aaah ... semakin dekat nich Kraksaaan ... !!! Jam 22.41 sampai di Alun-Alun Kraksaan, lalu lewat BRI BRITAMA Kraksaan, dan belok kanan menuju SMAN Kraksaan. Lalu sebagian penumpang turun di situ dan yang lainnya turun di Pajarakan misalnya : Bapak Syamsul dan Keluarganya, Bapak Safari dan Puterinya. Akhirnya jam 22.44 sampai di Jl. Imam Bonjol 13 depan SMAN 1 Kraksaan. Satu per satu, Para Penumpang pulang ke markasnya masing-masing. Selanjutnya apa yang mereka kerjakan ... ??? Tak tahulah ... dan SUHU sendiri mulai menulis Kisah Ini di Komputer Ruang Guru tepat jam 23.01.

Category : | Read More......

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-8

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 00.38 0 komentar

Kisah VIII

Ahad, 28 Juni2009

SYAIKHUNA CHOLIL SEPUH BANGKALAN ASY SYARIF HIDAYATULLOOH AL CIREBOONY



Sebelum mengisahkan beliau, dipersilahkan mengkajinya melalui sebagian beberapa alamat berikut :

  1. Makam - http://www.bangkalan-memory.net/content/view/52/92/
  2. Adab Hormat dan Tabarruk - http://www.muslimdelft.nl/titian-ilmu/adab-dan-akhlaq/adab-hormat-dan-tabarruk-sunnah-nabi-yang-dilupakan-bagian-2
  3. Adab Hormat dan Tabarruk - http://swaramuslim.net/islam/printerfriendly.php?id=5353_0_4_0_C
  4. Bangkalan - Wikipedia - http://incubator.wikimedia.org/wiki/Wp/mad/Kabupaten_Bangkalan
  5. Adab Hormat dan Tabarruk - http://swaramuslim.com/islam/more.php?id=A5353_0_4_0_M
  6. NU Online - http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=10642&comment_sign_result=4
  7. Sumenep - http://tabloid_info.sumenep.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1315&Itemid=27

Category : | Read More......

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-7

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 00.37 1 komentar

Kisah VII
Ahad, 28 Juni2009
PASAR KAPEDI, API TAK KUNJUNG PADAM


Jam 11.44 bus berangkat menuju Api Tak Kunjung Padam di Desa Asem Manis Kecamatan Telanakan Kabupaten Pamekasan. Jam 12.01 bus berhenti dekat Kantor PERTAMINA Jl. Trunojoyo. Jam 12.26 bus berhenti lagi di Pertigaan Pasar Kapedi – Pamekasan. Buat apa ? Beli oleh-oleh bagi yang ingin beli. Bagi yang tidak, ya santai-santai saja melihat kiri kanan kanan ... kulihat saja banyak orang berlalu-lalang. Di depan bus berhenti terdapat Papan Nama Pondok Pesantren Al Hikmah, Jl. Raya Kapedi – Sumenep. Waktu hanya 30 menit. Jadi ... harus cepatan dong belinya.


Di sela-sela acara tersebut, Bapak Rakib dan Pendekar Syamsul membagikan makanan Kotak Merah Menyala Tutupnya dan minuman Alamo Gelas. Ada yang langsung makan dan langsung habis kayak Ikan Piranha yang lagi kelaparan. Masih untung sih, sendok plastik dan kotak serta gelas plasitik alamo tak ikut disantap. Persis jam 13.01 bus berjalan lagi dan jam 13.10 melewati Pondok Pesantren Prenduan – pamekasan. Kemudian sebelum lewat Kantor Pengadilan Agama Pamekasan, bus berbelok kanan menuju ke lokasi Api Tak Kunjung Padam. Ternyata dekat. Persis jam 13.48 sudah sampai di tujuan. Lalu Para Pasukan langsung turun berhamburan ke sana kemari. Ada yang antri ke WC, ternyata air habis. Ada yang sholat. Ada yang langsung lihat Api Tak Kunjung Padam. Ada yang Sholat Dluhur dijama' dengan 'Ashar, misalnya Bapak Nasor. Suhu mau sholat, namun sudah kehabisan air. Akhirnya diputuskan Jama' Ta'khir saja.

SUHU dan beberapa pasukan menyaksikan keajaiban alam di situ yakni Api Yang Terus Menyala Keluar Dari Dalam Tanah. Lalu Bapak Irfan (suami Ibu Enny) yang ahli Kimia dan bekerja di PLTU Paiton berkomentar, "Bilamana melihat baunya, Insyaa Allooh ada gas metan yang terjebak di situ". Lokasinya dipagar keliling. Banyak orang memasak di situ. Ada beberapa dandang sabluk (dandang subluk) sampai hitam legam bokongnya berjajar di situ. Ada pula yangmembakar jagung. Bahkan ada pula yang masuk ke dalamnya yakni bagian yang tak keluar apinya.

Tak lama kemudian, SUHU, Bapak H. As'ad dan Ibu Dra. Sa'idah sedikit turun untuk melihat Kain Batik. Tiba-tiba ada suara memanggil-manggil dengan cukup lirih. Selidik punya selidik, ternyata Bapak Kismoyoadi dan Istrinya (Ibu Yanti). Rupanya beliau sedang berbaik hati kepada SUHU, ditraktir minuman dan disuruh memilih. Pilihan jatuh ke Sprite diwadahi Gelas Plastik plus sedotan kayak Anak TK, SD/MI, MTs/SMP, dan SMA/SMK/MA.

Jam 12.24 seluruh Pasukan harus kembali ke bus dan jam 12.30 bus melanjutkan aksinya menggendong puluhan pasukan plus aneka souvenir. SUHU merasakan, busnya merasa senang dan bahagia bisa menggendong ke sana kemari Pasukan dari SMAN 1 Kraksaan, apalagi yang digendong, lebih senang dan bahagia. Jam 16.06 Sholat 'Ashar di Masjid Besar dan Megah yang berada di sebelah baratnya Kantor TELKOM Pamekasan. Mayoritas pasukan ganti Olie masuk ke WC, lalu berwudlu dan dilanjut Sholat Jama'ah 'Ashar, apalagi saat itu pas Adzan dan Iqomah. Bagi yang menjama' bikin peleton sendiri, khususnya SUHU dan Mr. Pendekar Syamsul Hidayat melakukan Jama' Ta'khir.

Usai Sholat, Dzikir dan Do'a, SUHU kembali ganti Olie yang keduakalinya di tempat yang sama, namun ruangan berbeda. Meski demikian, hasilnya sama yakni PLOOOOONG ... UENTHEEEENG TENAN ... bahkan jauh lebih entheng. Lalu berwudlu dan berdo'a. Sambil menunggu lengkapnya Pasukan, sempatkan diri untuk memotret Bangunan Masjid ke arah barat daya. Setelah lengkap pasukannya, persis jam 16.47 bus berangkat lagi. Sekitar 20 meter kemudian, melewati Kantor Pegadaian, lalu Tugu, lalu Perempatan lalu belok kanan menyusuri Jl. Bahagia dan di dekat situ ada Hotel Bahagia namanya.

Category : | Read More......

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-6

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 00.33 0 komentar

Kisah VI

Ahad, 28 Juni 2009

MISTERI ASY SYAIKH YUSUF AL HASANY

Tunggu dulu ... !!!

Category : | Read More......

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-2

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 09.11 0 komentar

Kisah II

IKUT ? TIDAK ! IKUT ? TIDAK ! TAKUT ? IKUT ? IKUUUT !!!

1. Maunya Tidak Ikut – Keputusan 0 %.

Pada dasarnya SUHU tak ingin ikut. Mengapa ? Karena sudah 10 tahun terakhir ini, terlebih-lebih 6 tahun terakhir ini, tak suka pergi-pergi khususnya urusan hiburan piknik. Piknik kan bisa menghilangkan ketegangan ? Justeru jadi tegang bilamana pergi piknik. Kok bisa ? Bisa saja. Alasannya ? SUHU request very sorry, it's very secret and very privacy. Bilamana pergi urusan Sekolah atau Berburu Ilmu masih tetap jalan. Karena tak mau ikut, keputsannya ya 0 % ikut. Meskipun banyak Teman Guru mengajak dengan iming-iming tertentu, ya tetap saja tak mau ikut.


2. Permintaan Bapak Nasor.

· Permintaan 1 – Keputusan 0 %.

Sekitar seminggu sebelum berangkat ke Madura, Bapak Nasor sempat bertanya kepada SUHU,"Nanti ikut ke Madura kan !". Jawabnya tegas dan lugas,"Tidak :Pak !". Kenapa ? Maaf Pak, akhir-akhir ini tak suka pergi piknik. Lho ! Kali ini lain kok … ! Ini Wisata Religius, kalau tak ikut rugi lho … ! Maaf Pak … tidak rugi Pak … ! Lalu beliau tidak melanjutkan dialognya.

· Permintaan 2 – Keputusan 5 %.

Beberapa hari kemudian beliau bertanya lagi dan benar-benar berharap agar SUHU ikut ke Madura. Beliau berkata,"Wisata kali ini sangat cocok untuk panjenengan … !", lalu disambung beberapa ulasan yang intinya supaya mau ikut. Namun jawaban tetap seperti sebelumnya yakni tidak ikut. Sebenarnya saat itu sudah berubah 5 %, namun tak disampaikan kepada beliau. Cukup disimpan rapat-rapat di hati.

· Permintaan 3 - Keputusan 70 %.

Satu (1) hari menjelang keberangkatan beliau ke Ruang Guru dan di situ pas ada SUHU dan beliau sedang berbincang-bincang dengan beberapa teman di Kursi Tamu Ruang Guru yang intinya sedang membahas WISATA RELIGI KE PULAU MADURA yang akan dilaksanakan pada hari Jum'at malam Sabtu tanggal 26 malam 27 jam 24.00 berangkat dan semua peserta sudah wajib datang. Rupanya beliau tak menyerah juga. SUHU kira sudah tak ingin mengajak lagi, ternyata meleset. Intinya benar-benar supaya ikut dan dibutuhkan banget untuk urusan ini. Beliau sangat ngebet mengajak dengan target utama ingin sharing sejauh mana AURA YANG MUNCUL sewaktu di MAKAM ASTA TINGGI Sumenep dengan di MAKAM ASY SYAIKH YUSUF. Beliau sempat mengulas perihal ini. Sebenarnya SUHU sudah tahu jawabannya meskipun belum pernah ke sana, hanya saja simpan rapat-rapat di hati, sebab belum saatnya LAUNCHING. Lantas beliau bertanya lagi, bagaimana … jadi tak ikut ? Kalau tak ikut, rugi banget lho. Jawab SUHU,"Kayaknya tetap tak bisa ikut Pak … ! Padahal yang sebenarnya mulai ada keputusan sebesar 70 % ikut. Hanya saja, kuatir 0 % persen lagi, apalagi mendingan berlibur pulang ke kampong halaman saja yakni di Tuban, maka tetap dijawab begitu. Sebenarnya pula ya agak kecewa juga beliau dijawab begitu karena kok tetap saja tak ada perubahan, namun SUHU cuek saja. Meski begitu, SUHU sempat berkata sebelum meninggalkan Ruang Guru,"Pak … begini saja lho Pak … bilamana nanti malam ada dalam rombongan berarti ikut dan bilamana sebaliknya berarti ya tidak ikut … !". Dijawab begitu, beliau hanya senyum-senyum simpul.

3. Satu Guru Bahasa Jepang Ikut, Namun Takut.

Di saat teman-teman Guru dan TU termasuk Kepala Sekolah dan Komite Sekolah sedang sibuk mempersiapkan diri akan berangkat ke Pulau Madura, justeru SUHU pada malam Jum'at dini hari yakni pukul 02.00 panen cucian dengan maksud setelah dicuci, diseterika, lalu ambil keputusan … ikut ke Madura ataukah berangkat berlibur di Rengel – Tuban. Begitu hari masuk pertama, tinggal pakai. Pagi harinya sekitar 07.00 ditegur Bapak Hasan, SPd,"Om … ! Pakainnya kok begitu … ? Memangnya kenapa … ? Saya kan bukan Wali Kelas. Yang seragam Pakaian Saat Wisuda Kelas XII barusan kan Wali Kelas, berarti untuk saya suka-suka saya, yang penting sopan dan sesuai hariannya selama ini … ! Jawab SUHU dengan mantab tanpa ada rasa salah. Lalu beliau ngomong lagi, "Lho Om … ! Yang usul waktu Rapat Kemarin kan Om sendiri, mask tak pakai seragam … kan aneh … ? Jawab SUHU lagi,"Apanya yang aneh … dan Rapat Apa siiih … ? Beliau menjawab,:"Ya jelas aneh …katanya Panitia Pembangunan Masjid/Musholla supaya diperkenalkan kepada Wali Murid saat pengarahan di AULA TERBUKA sebelum mereka mendapat RAPORT ANAK-ANAKNYA. Naa … begitu usulnya saat Rapat Kenaikan Kelas … ! Jawab SUHU lagi,"Ooo … yang itu .. itu maksudnya Seragam Yang Dipakai Hanya Khusus Wali Kelas Saja dan Kepala Sekolah dan saat ini Pakainnya sudah dicuci tadi malam dan sekarang masih basah. … dan akan dipakai ke Madura ! Beliau ngomong lagi,"Hah !!! Dicuci !!!??? Basah ???". Ke Madura tak usah pakai begituan Om .. ! Jawab SUHU,"Ya, memang begitulah … !". Lalu beliau ngomong lagi,"Seterika saja Om biar kering …!". Haaah … !!! SUHU 0,33 terperanjat … !!??? Kemudian beliau berkata lagi dan menjelaskan bahwasanya pemahaman SUHU keliru. Setelah direnungkan penjelasan Bapak Hasan sangat masuk akal, wow langsung cabut dan segera ambil pakaian basah yang sedang dijemur. Lalu dikebutkan berulangkali dan bahkan berulangsungai di dalam Jeding Ruang Guru sehingga menimbulkan Suara Ledakan Yang Dahsyat … untungnya tidak menimbulkan Angin Puting Beliung. Lalu buru-buru menyeterikanya sampai siap dipakai. Selesai dipakai, Bapak Hasan senyam-senyum dan sempat berkisah bahwasanya sebagian Teman di Ruang Guru sempat kaget, kok tiba-tiba ada Suara Yang Menggelegar yang muncul dari Arah Kamar Mandi Ruang Guru. Setelah dijelaskan olehnya, mereka jadi paham dan jadinya ketawa-ketawi, cekikak-cekikik … buuuh ada-ada saja kata mereka.

4. Kerduskan Mangga Gadung.

Menjelang Sholat menyempatkan memasukkan Mangga Sekolah yang buahnya tak begitu banyak, ternyata sudah masak. Maunya biar dibawa ke Madura meskipun SUHU tak ikut. Syaratnya, jangan dibagi satu-satu per orang. Yang jelas tak cukup mangganya. Biar cukup dikupas dan diiris-iris dan ini tugasnya Ibu Yerry (WAKASEK PERGORENGAN ) dan Ibu Sri Yulis (WAKASEK RUJAK)..

5. Go To Tuban ? - Go To Madura ?

Usai Sholat Maghrib, mulai menyeterika Hasil Panenan Cucian. Tiba-tiba ada telepon berdering. Siapa ? Ternyata Ibu Husnul. Beliau bertanya,"Teman-teman sudah dating !" Belum … jawab SUHU. Satupun … ? Ya … Lho … !!! Memangnya ada apa ? Lantas beliau berceritera yang intinya keluar malam-malam takut. Lalu SUHU bilang, coba ngebel saja ke Pak Taufiq atau Ibu Eka … ! Untuk apa … ? Ya biar dijemput … . Waah rupanya usulan SUHU sempat membuat beliau bingung, apalagi Tuan Rumahnya sedang pergi Padang-Sumatera Barat. Akhirnya saran SUHU, jikalau memang takut, silahkan datang saja sekarang dan selanjutnya terserah panjenengan … !!! Oi-oi … ternyata tak lama kemudian BELIAU AKHIRNYA DATANG JUGA … ! Wuih … kayak Bintang Film Sinetron saja … !!!????? Yang jelas, SUHU sangat sibuk dengan seterikaan. Kira-kira 45 menit kemudian, datanglah Dewi Amaliatur yang baru saja WISUDA. Lantas SUHU bertanya," Dewi mau ke mana … ? Mau ikut Ibu Husnul Pak … ! Ooo begitu taa … !!! Singkat ceritera, akhirnya 2 makhluk yang tak menyeramkan ini tiduran di atas Kursi panjang di mana Si Dewi di bagian selatan dan Ibu Husnul di bagian utara. Entah mimpi apa tak tahulah … yang jelas SUHU sibuk dengan urusan seterikaan sambil bergelut untuk ambil keputusan yakni IKUT KE MADURA ataukah GO TO TUBAN TOMORROW … !!!

6. Tegur Sapa Bapak Kismoyoadi.

Sekitar jam 21.00 banyak teman yang dating termasuk Bapak Kismoyoadi dan Ibu Tri Andayani. Sekitar jam 23.00 Bapak Kismoyoadi sempat menggoda SUHU. Ingin tahu … ? Beliau berkata sambil pegang kusen pintu kamar bagian utara dan SUHU tetap asyik menyeterika yakni :

"ASYIIIK … ADIKKU SING PALING GANTHENG MAU IKUUT … !". SUHU langsung menjawab,"Belum tentu … dan sekarang ini sedang bertarung, ke Tuban ataukah ikut ke Madura. Jadi … belum tahu hasilnya … !!! Beliau berkata lagi,"Itu kok menyeterika … !". Ini maksudnya begitu datang dari Tuban, semua pakian sudah siap dipakai begitu KAKANG MAS PRABU … !!! Amboooy … kayak KETHOPRAK SING ORA PAYU … !!!! Husssttttt …… !!!

7. Ikutlah Akhirnya.

Jam berangkat semakin dekat, namun belum ada keputusan. Lima belas (15) menit sebelum jam 24.00 WIB, akhirnya ambil keputusan spektakuler. Huh … !!! Begini saja kok spektakuler … !!! Yes, bagi SUHU ini Keputusan Yang Luar Biasa sebab pada dasarnya tidak ingin ikut. Lantas apa yang menjadi Dasar Landasan Pengambilan Keputusan. Pertimbangannya :

· Pada dasarnya memang sudah sangat lama ingin ke Madura yakni pasca Lulus D3 IKIP Malang 1987, namun inginnya sendirian biar bisa berlama-lama di sana. Rupanya belum kesampaian.

· Undangan Ghoib dalam Alam mimpi pada tahun 1994 yang silam, di mana pada saat tidur bermimpi masuk ke Istana Keraton Cakraningratan Sumenep, lalu tiba-tiba ADA SUARA GHOIB yang inti perkataannya : "SEBAGIAN LELUHURMU ADA DI SINI. OLEH KARENA ITU, SEMPATKAN BERZIARAH KE SINI. SOAL WAKTU, TERSERAH … KAPAN SAJA . Lalu SUHU menjawab,"Ya Insyaa Allooh … !!! Rupanya belum kesampaian, apalagi ingin datang sendirian.

· Salah satu Kakek Buyut Kyahi ada di Bangkalan yakni SYAIKHUNA CHOLIL SEPUH. Kakek SUHU dari pihak Ayah seorang Petualang dari Merden-Mandiraja-Banjarnegara-Jawa Tengah. Beliau salah satu Anak Cucu Hasil Perpaduan antara Darah Wali Songo khususnya Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga dan Terah Majapahit, Demak Bintoro, Pajang, Paku Alaman dan Kasultanan Yogyakarta khususnya Pangeran Diponegoro dan Sultan Hamengku Buwono II. Sejak usia SD/IBTIDAIYYAH menjadi santri KYAHI CHOLIL SEPUH BANGKALAN yang biasa dikenal dengan sebutan SYAIKHUNA CHOLIL SEPUH BANGKALAN AL SYARIF HIDAYATULLAH CIREBOONY. Syaikhuna Cholil Sepuh pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Langitan, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Setelah dipandang cukup bekal Ilmunya, maka Kakek SUHU diperintahkan nyantri di Langitan. Setelah beberapa tahun dan menjadi Lurah Pondok, akhirnya diambil menantu untuk dijodohkan dengan Adik Perempuan Bungsu dari K.H. Chozin Asy Syihabyy-Langitan. Kemudian mendirikan Pondok Pesantren sendiri yakni Pondok Pesantren Beron, Desa Punggul Rejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Namun suratan takdir, SUHU tak pernah tahu wajah Sang Kakek, apalagi SYAIKHUNA CHOLIL SEPUH BANGKALAN. Atas takdir Allooh SWT, SYAKHUNAA CHOLIL menjadi salah satu TOKOH SENTRAL SUMBER KEISLAMAN DI INDONESIA . Beliau lebih terkenal daripada Para Kyahinya dan banyak menghasilkan Ulama' Besar di Indonesia, misalnya : K.H. HASYIM ASY'ARI Tebuireng Jombang-Jawa Timur (Pendiri NU), K.H. Abdul Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang-Jawa Timur (Pendukung Utama NU setelah SYAIKHUNA CHOLIL), K.H. Hasan Sepuh PONPES Genggong-Pajarakan-Probolinggo, K.H. ZAINI MUN'IM PONPES NURUL JADID-PAiton-Probolinggo. K.H. Ahmad Dahlan pendiri Muhammdiyah, apakah juga termasuk Santri dari SYAIKHUNA CHOLIL BANGKALAN, SUHU belum mendapatkan keterangan. Hanya saja beliau sebagian Saudara Sepupu K.H. Hasyim Asy'ari. Sewaktu belajar di Mekah, K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Ahmad Dahlan sama–sama menjadi Santri Kinasih dari SYAIKH KHATIB AL MINANGKABAWY. Di kemudian hari, sebagain Santri SYAIKHUNA CHOLIL yang menjadi KYAHI yang notabene Bergaya NU berubah Bergaya Muhammadiyah, AL IRSYAD dan PERSIS. Namun sayangnya hubungan silaturrahimnya terputus hanya gara-gara ada NU dan Muhammadiyah, Al IRSYAD dan PERSIS yang sebenarnya semuanya mengaku BARISAN ISLAM BERGAYA AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH. SUBHAANALLOOH … LAA QUWWATA ILLAA BIL-LAHIL 'ALIYYIL AZDIIM 3x.




Bersambung ke Kisah III ...


Category : | Read More......

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-4

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 08.58 0 komentar

Kisah IV
Sabtu, 27 Juni 2009
ASTA TINGGI DAN MUSEUM KERATON SUMENEP

  1. Usai mampir sejenak di penginapan, maka meluncurlah ke Asta Tinggi yakni makamnya Para Raja Sumenep dan Keturunannya khususnya yang bergelar Cakraningrat dan yang terkenal di situ Bindereh Saod.
  2. Bapak Nasor Kepala Sekolah Kita yang paling bersemangat untuk mengajak dan menunjukkan kepada SUHU ke tempat-tempat yang bersejarah tersebut terutama diminta untuk membedakan Aura Yang Terpancar di Sekitar Asta Tinggi khususnya Bindere Saod dan Asy Syaikh Yusuf Talango. Beliau menjelaskan dari pengalaman pribadinya merasakan ada perbedaan yang cukup tajam antara keduanya di mana di Makam Asy Syaikh Yusuf Talango terasa lebih sejuk dan teduh di hati dan pikiran, sedangkan di Astana Tinggi tak seberapa. Dari situ SUHU mengulas ringan, ya wajar saja Pak Nasor, masalahnya Asy Syaikh Yusuf Talango Murni Tokoh Spiritual Penyebar Agama Islam sebagaimana Para Wali Songo, sedangkan di Asta Tinggi khususnya Bindere Saod itu campuran antara Umaro’-Spiritual-Ulama yang mana dunia Umaro’ mayoritas berbenturan dengan Dunia Politik, lain halnya dengan Para Khulafaur Rosyidin (Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar Ibnu Khottob Al Faruq, Utsman Ibnu ’Affan Dzun Nurain dan Sayyidina ’Ali Karromalloohu Wajhah serta ’Umar Ibnu ’Abdul ’Aziz) yang benar-benar zuhud.

  3. Sampai di Asta Tinggi, SUHU langsung diajak Bapak Nasor menemui Penjaga Kunci Makam dan mengisi Buku Tamu. Ternyata dimintai sumbangan secara ikhlas, maka muncullah Bapak Rachman dan disantuni Rp 50.000,00 untuk 2 Rombongan. Penjaga Kunci ingin menjelaskan tentang keberadaan Makam tersebut, namun Bapak Nasor menolaknya secara halus karena keterbatasan waktu dan masih ada beberapa obyek yang harus dikunjungi. Ketika masuk ke Makam Bindere Saod, SUHU sempat melihat makam Pangeran Jimat yang berada di sebelah kiri makam Bindere Saod. SUHU sebenarnya merasa asing, siapa beliau itu. Begitu masuk ke dalam makam Bindere Saod, rupanya Bapak H.As’ad Halim suami Ibu H.Sa’idah alias Ibu Yayuk sudah memimpin dzikir di situ bersama beberapa kawan. Akhirnya SUHU secara khusus berdo’a untuk Bindere Saod beserta Siapa Saja dan Apa Saja Yang Berkaitan dengan beliau terutama yang ada di Asta Tinggi, sekaligus Anak Cucunya yang berada di Pulau Jawa baik yang hidup maupun yang sudah wafat, termasuk di dalamnya KELUARGA BESAR RANGKANG di mana satu dari Keluarga Besar mereka menjadi Bupati Kita pada saat ini. Meskipun masih ada hubungan kekerabatan dengan BINDERE SAOD dan belum begitu paham, namun SUHU lebih penasaran mencari makamnya Para Raja Yang Bergelar Cakraningratan. Pak Nasor ditanya rupanya tak tahu, lalu SUHU mencoba naik ke Asta Lebih Tinggi di mana di situ ada bangungan kayak Masjid. Usai cukup lama sambung Do’a Keghoiban di depan Pintu Gerbangnya Bagian dalam, barulah menuju ke Makam tersebut dan di situ sudah banyak Orang yang bertahlil secara khidmat. Alhamdu lil laah, pencarian SUHU berhasil karena di situ mendapatkan Daftar Nama Cakraningratan. Berhubung yang di dalam sudah penuh sesak, maka mencari tempat yang longgar yakni di sebelah barat Temboknya dan cukup lama di situ sampai-sampai dari ujung kaki sampai rambut bergetar, merinding dan mengeluarkan air mata karena kebahagiaan SUHU bisa bertemu dengan sebagian Leluhur SUHU di Sumenep, meski hanya bisa menemui makamnya. Adipati Arya Wiraraja (Banyak Wide) dulunya merupakan sebagian Adipati Kerajaan Singosari Malang (masa pemerintahan Prabu Kertanegara) yang ditugaskan untuk menjadi Adipati di Madura (Sumenep). SUHU sendiri tak begitu yakin bilamana beliau aseli Orang Madura. Bilama bicara Anak Cucu Beliau yang di kemudian hari yangn hidup di daratan Pulau Madura kebanyakan mengalir darah Madura, SUHU meyakininya. Namun Anak Cucu beliau tidak semuanya hidup dan berkembang di Tanah Madura. Lantas di mana ? Di Pulau Jawa. Siapa dia ? Ronggolawe. Ronggolawe Sang Pemberontak dari Tuban-Jawa Timur itu ? Memang menurut Para Sejarawan begitu, namun yang sebenarnya tak ada yang tahu kecuali Allooh SWT. Allooh SWT Maha Berkehendak, rupanya dari Anak Cucu Ronggolawe (Arya Adhikara) bin Arya Wiraraja di kemudian hari memiliki Anak Cucu bernama Adipati WILWATIKTA Tuban. Lalu punya Anak Lelaki yakni RADEN SYAHID alias SUNAN KALIJAGA dan Adik Perempuan Setianya DEWI RASA WULAN yang dinikahi EMPU SUPA . Lalu mereka berdua beranak cucu dan bertemu Anak Cucu RADEN WIJAYA via Raja-Raja Majapahit, Demak Bintoro SULTAN TRENGGANA, Pajang JAKA TINGKIR, PAKU ALAMAN dan KASULTANAN YOGYA dan WALI SONGO yang di kemudian hari muncul Sang Proklamator Republik Indonesia Bapak Presiden Soekarno dan kini salah satu puterinya yankni Ibu MEGAWATI SOEKARNO POETRI yang kini berpasangan dengan Bapak Prabowo untuk memperebutkan Kursi Kepresidenan pada ajang PEMILU hari Rabu, 8 Juli 2009. Adapun SUHU sebagai Anak Cucu Para Tokoh tersebut di atas hanya menjadi Orang biasa yakni GURU EKONOMI dan GURU TIK BELAJARAN di SMAN 1 Kraksaan dengan segala keterbatasannya. Apa dasar SUHU mengatakan bilamana Bapak Soekarno Presiden Pertama RI salah satu Anak Cucu Sunan Kalijaga yang Notabene Ar Ronggolawey dan Al Arya Wira Rajay ? Dasarnya pidato beliau saat Acara Halal Bi Halal Yang Pertama kali diadakan di Indonesia pada saat itu sekitar tahun 1970-an. Bapak Soekarno sebagai Bapak Bangsa yang dikenal dan dikenang oleh Pihak Nasional maupun Internasional, tentunya tidak berani berbohong kepada Publik. Sssssstttt ... hai bukankah seluruh manusia Anak Cucu Adam dan Hawa ... begitu saja kok dipamerkan ! Memang benar, hanya saja segala sesuatu di dunia ada jalan ceriteranya dan setiap Anak Cucu Adama Hawa tentunya ada jalur-jalur kekerabatan yang diketahui dan ada pula yang tak diketahui karena LINKBREAK. Yang jelas toh pada akhirnya, Orang Yang paling mulia di sisi Allooh itu adalah Orang paling bertaqwa di antara kamu sekalian ( ان اكرمكم عندالله اتقا كم), maksudnya : Orang Islam yang bisa masuk ke Syurga Allooh yang paling tinggi derajatnya adalah orang yang paling beriman bertaqwa di antara seluruh Ummat Islam di dunia ini dan bukan ditentukan oleh faktor-faktor di luar itu misalnya : Status Sosial, Darah Biru, Kyahi, Ustadz, Ustadzah, Dokter, Teknokrat, Birokrat, Tukang Becak, Tukang Cari Rumput, Budak, Ganteng, Cantek, Kaya, Miskin, Guru Senior, Guru Berprestasi, Kepala Sekolah Berprestasi, Ketua RT, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, dll. Mengapa demikian ? Karena kesemuanya bersifat duniawi, namun bilamana mampu menjaga keduanya tentu akan mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan ganda yakni DUNIA AKHIRAT dan AKHIRAT DUNIA. Oleh karena itu, bilamana faktor-faktor yang bersifat duniawi tidak mampu didapatkan, maka faktor-faktor akhirat tidak boleh lepas begitu saja, sebab akan menjadi Manusia Yang Rugi Lahir Batin, Dunia Akhirat. Na’uudzu bil-laahi min dzaalik 3x !!!
  4. Berhubung cukup lama di Makam Cakraningratan, ternyata semua Rombongan sudah naik bus dan akan berangkat.
  5. Selanjutnya turun gunung lagi dan menuju Museum Keraton Sumenep. Di museum itu yang paling menarik bagi SUHU adalah silsilah Tokoh-Tokoh Pemerintahan dan Masa-Masa Pemerintahannya, mulai dari BANYAK WIDE (ARYA WIRA RAJA) hingga di zaman modern. Di antara mereka yang paling menarik lagi adalah Banyak Wide (Arya Wira Raja-Pelindung Utama Raden Wijaya dan Pendukung Utama Berdirinya Kerajaan Majapahit di Mojokerto-Jawa Timur), Joko Thole dan Bindere Saod yang menelorkan sebagian ‘Alim Ulama di kabupaten Probolinggo khususnya KELUARGA BESAR RANGKANG. Sayangnya, waktu tidak cukup untuk berziarah ke Makam Joko Thole Sang Tokoh Legendaris Pulau Madura dan Makamnya Kyahi Batu Ampar. Rupanya hal ini dirasakan juga oleh sebagaian Kawan Rombongan yang sempat juga menayakan ke Bapak Nasor.
  6. Disayangkan pula, alat potret SUHU hanya berupa HP sehingga kurang puas. Namun tak apalah daripada tidak samasekali. Yang paling kerasan di Museum tersebut adalah Ayahnya Ayu Suaminya Ibu Lilik Suhartini, Pak Budi (Suami Ibu Andayani ) + Ibu Andayani dan SUHU Sendiri. Mereka berlama-lama potret sana potret sini dan berpose di sana dan di sini.
  7. Kemudian langsung menuju di belakang Kantor Pariwisata Sumenep untuk melihat Istana Turun Temurun Para Raja Sumenep dan Kolam Mandi Keluarga Keraton. Wow !!! Ikannya besar-besar dan Ibu Yerry sempat digoda, wah ini kan kesukaannya Ibu Yerry, jangan-jangan nanti ikannya digoreng semua ! Apa hubungannya Ibu Yerry dengan Ikan di kolam tersebut ? Sebenarnya tak ada, hanya dikait-kaitkan dengan di sekolah yakni biasanya yang tukang menggoreng ikan hasil panenan Kolam Sekolah itu Ibu Yerry, Ibu Farida.
  8. Menurut keterangan Petugas, Para Bupati Sekarang yang jadi, harus menempati Istana Masa lalu itu. Pengunjung hanya boleh mengintip termasuk SUHU. Meski hanya pakai HP, sempatkan potret juga Kamar tersebut lewat lubang intip. Jadinya ya menyeramkan.
  9. Saat mau keluar dari Kolam Mandi, sempatkan diri menjenguk seekor Rusa dan Burung Unta, lalu ditutup foto mejeng bersama. Hayooo ganteng mana antara Pengunjung , Rusa dan Burung Unta ? Jawab rusa,”Saya dong !”. Sela Burung Unta,”ya jelas ganteng saya dong dong ah ... !!!”. Kata Pengunjung,”Ganteng Mana ya, saya kan cewek masak dibilang ganteng sih, celetuk pengunjung cewek ... ?!!!”.
  10. Ketika di ujung jalan keluar sebelah kanan, bertemu dengan Bapak Hery dan puterinya Deasaurus. Lho ? Kok Deasaurus ? Ya memang, sebab meskipun masih di SMP Kelas VIII anyaran, namun tubuhnya kayak Mahasiswi Tingkat Akhir dan seringkali banyak orang yang baru kenal terkecoh oleh penampilannya. Gitu loch !!! Lalu SUHU ditunjukkan oleh Bapak Hery ada keanehan yakni ada Pohon Pepaya tumbuh di atas genteng bangunan pos mau keluar dan Pohon Belimbing Bangunan Besar depan sampingnya Kios Penjualan Souvenir. Yang di bangunan pos mau kelaur, SUHU memotretnya. Berapa tingginya ? Sekitar 70 cm. Berapa besarnya ? Masih kecil. Lho kok kecil ? Ya, karena belum besar. Lho jawabanyya kok muter melulu ? Ah, siapa yang bilang begitu ? Ya yang bilang dong ... Bingung ? Biaarin !!! Memangnye gue pikirin ... !!!
  11. Kemudian bus meluncur menuju Penginapan untuk mandi, Sholat Jama’ Ta’khiir Qoshor (Dluhur-Ashar), makan siang, lalu ganti pakaian karena akan pergi ke Pantai Selopeng dan Lombang. Ibu Yerry pesan ke SUHU agar mangga yang dibawa SUHU dari sekolah supaya dibawa dan disantap ramai-rami di pantai nanti. OK dech !!! Habis makan minum diajak ngobrol oleh Bapak Nasor. Minum teh dingin ditraktir oleh Bapak Miswanto. Keasyikan ngobrol dan berangkat ke Pantai Lombang. Lama juga sampainya. Begitu sampai di Pantai Lombang, mejeng berpose dahulu, ganteng-gantengan, cantik-cantikan dan tidak ada yang elek-elekan dan juru potret andalannya Bapak menteri Adiwiyata SMAN 1 Kraksaan yakni bapak MUJI HARYANTO, SPd. Kemudian semua rombongan bertebaran ke sana kemari menuruti seleranya masing-masing. Yang suka pasir dan laut, main di pantai. Golongan muda dan anak-anak kecil yakni Galangnya Romoi Christian Cs. Main pasir. Sebagian mandi di laut. Sebagian lagi mondar-mandir sana sini kayak orang bingung. Yang lainnya lagi pergi menjelajahi tepian hutan cemara siapa tahu ketemu dengan SI XL PENDEKAR BAJU HITAM YANG TERKENAL ITU. Sebagian mejeng sana sana mejeng sini misalnya Kakaknya dan Adiknya Galang RC yakni Galuh dan Siwi, di mana dua manusia ini berlompatan di udara lalu dipotret sambil cekikak cekikik penuh kebahagiaan lupa Malang dan Kraksaan yang ditinggalkannya. Hutan ini hutan aseli cemara dan bukan hasil rekayasa. SUHU dan sebagain teman berdiri di Panggung Hiburan sehingga bebas melihat pemandangan laut. Sebagian teman lagi rujakan dan Ibu Yerry tanya mangganya dan di situ SUHU baru sadar, lupa membawanya karena keasyikan ngobrol dengan Bapak Nasor. Bapak Nasor dan Ibu Nasor entah pergi ke arah mana, tak begitu memprhatikan. Ibu H.Sa’idah alias Ibu Yayuk bersama Ibu Evi, dan lainnya lupa dech, mejeng berpose kayak Film India yang tak laku-laku sambil senyam-senyum. Ibu Enny dan Pak Enny asyik sendiri menjelajahi tepian hutan cemara bagian timur sambil menikmati Degan Hijau. Lama-kelamaan SUHU bertemu Bapak Miswanto dan Bapak Diyun sedang duduk ngobrol berdua, lalu bertanya kepada SUHU, mau ke mana ? Jawab SUHU,”Mau beli Es Degan”. Akhirnya bertiga beli es Degan dengan Big Bosnya bapak Miswanto. Aduh sayangnya diberi sirup dan sirupnya tak enak, jadinya kurang puas. Meski demikian ya dipuas-puaskan, sudah terlanjur dan terbukti habis Air Degan tersebut beserta Isinya. Harganya cukup murah, pakai es dan sirup @ Rp 3.000,00 dan degan saja cukup @ Rp 2.500,00 dan bilamana ingin tanya saja dan stel rahi gedek @ Rp Gratis, dan bilamana ingin melihat atau melirik saja @ Rp 0,00 alias BIG GRATIS. Di mata SUHU yang paling menarik di Pantai Lombang adalah pasirnya lembut sekali seperti habis diayak yang halus dan hutan aseli cemara tepian pantai di sekitar lokasi tersebut. Oleh karena itu SUHU sempatkan membawa pasirnya segelas alamo penuh sebagai hasil kedukannya Si Nuke sebagian puterinya Bapak Pendekar Kita Mr. JADU alias Bapak Syamsul Hidayat, untuk dibawa ke Pulau Jawa sekaligus mengenang Perjuangan Sebagian Leluhur di Pulau Madura tersebut. Setelah membersihkan diri dengan air tawar yang telah disediakan oleh Pengelola Wisata dan membayar pula rata-rata Rp 1.000,00 per orang. Karena menjelang maghrib, maka semua rombongan harus kembali ke penginapan lagi. Begitu mendekati penginapan, bus berhenti, ternyata waktunya Makan Malam. Saat masuk ke gang, Bapak Enny alias Bapak Irwan sempat bilang bahwasanya tempat makan yang sekarang adalah Rumah Orang Tuanya Ibu Sri Yulis. Setelah masuk ternyata bukan alias Rumah Makan Umum. Menunya Nasi Blekethek alias Lonthong Kikil. Yang lahap, lahaplah kecuali piring dan sendoknya. Yang setengah-setengah ya setengah saja yang dimakan yakni lonthongnya doang, sendok-piring masih utuh kecuali menipis karena dikelamuti oleh Yang Ngelamuti. SUHU, Ibu Angung Pariani ibunya GALANGSI (Galuh, Galang, Siwi) dan Ibu mamik Rusmiatun diam saja sambil memandangi teman-teman yang asyik makan. Mau minta jatah menu lain, tak ada alias Menu Tunggal. Daripada tak kemasukan apapun, maka makan krupuk saja Kriyak Kriyuk sambil minum teh dan kopi. Usai makan malam di mana mayoritas penumpangnya sekarang berperut Kendang dan Jedor termasuk 3 penumpang berperut Kendang Kendhor kembali ke penginapan. Meskipun berperut Kendang Kendhor toh tetap kuat berjalan beriringan dengan Pasukan Perut Kendang dan Jedor. Begitu naik bus, busnya langsung kreettttteeeekkk ... kaget rupanya ... wow tadi berangkat dan pulangnya ringan sekarang lain nich ... untung tidak njeblos bannya.
  12. Sampai di penginapan sekitar jam 22.00 WIB. Lalu sebagian ada yang mandi, Sholat Jama’ Ta’khiir Maghrib dan ’Isya’ dan macam-macam dech. Setelah itu ada yang langsung berangkat ke Alam Lain (ada yang terjungkal, ada yang dlosor sor, ada yang terkapar, ada yang merobohkan dirinya pelan-pelan dan teratur, ada yang masih begadangan). Selesai Sholat SUHU kedatangan tamu ingin sekedar ngobrol sana ngobrol sini yakni Bapak Budi (suaminya Ibu Andayani) yang tinggal di Lumajang – jawa Timur. Di sekitar wilayah SUHU yang masih bertahan matanya antara lain : SUHU Sendiri, Ibu Mamik dan sebagian puteranya Angga yang wajahnya Kayak Orang Korea, Ibu Marchumah dan sebagian puterinya Hissy yang lucunya ngalahi-ngalahi Bocah Lucu. Berhubung belum makan, maka kami berlima beli Nasi Goreng. Yang jelas, teman-teman yang belum makan di Rumah Makan tadi atau tak puas menunya, maka selanjutnya beli sendiri di sebelah utara Hotel Wijaya tersebut. Tak lama kemudian di dalam hotel menjadi sepi senyap sebab 96 % Penumpangnya naik Kereta Api Jurusan Alam Lain telah berangkat dengan kecepatan 313 km/jam dan SUHU ikut menyusul mereka pada jam 12.30. Bapak Nasor dan Ibu Nasor disusul besannya dan kayaknya bermalam di Kali Anget (maaf belum konfirmasi), sedangkan Bapak Safari dijemput temannya untuk keliling Kota Sumenep sekaligus mencari dan membeli Batik Madura.
  13. Jam 03.25 SUHU terbangun, lalu ke jeding, wudlu, Sholat Hajat, Sholat Tahajjud, dan Sholat Witir, lalu ditutup dengan Dzikir, Do’a dan Hadiah Do’a kepada Seluruh makhluk yang ada di Pulau Madura baik yang hidup maupun yang mati. Yang jahat biar menyingkir dan bilamana tetap membandel dihancurkan oleh Allooh SWT, yang baik dan beriman bertaqwa kepada Allooh SWT dan Hari Akhir ikut mendoakan dan mendapatkan Ampunan-Ridla-Berkah Allooh SWT, dan yang belum beriman kepada Allooh SWT dan Hari Akhir agar mendapat Pintu Hidayah dari Allooh SWT.
  14. Tak lama kemudian terdengar Adzan untuk Sholat Subuh. Setelah Sholat Subuh di Musholla, maunya cari teman untuk jamaah ternyata tak ada, ya terpaksa MUNFARID alias SENDIRIAN DONG. Setelah berdzikir dan berdo’a, maka ganti pakaian dan dilanjutkan dengan acara OLAHRAGA RINGAN UNTUK KEBUGARAN yakni Lari Kecil, Senam Kebugaran dan Senam Pernafasan. Setelah terasa hangat, berhenti. Kemudian relaksasi, kirim sms ke Ibu Yerry untuk mengelola Mangga biar termakan dan terbagai rata karena mau dibagi satu per satu tidak cukup dan akhirnya diiris-iris saja. Lalu mandi. Selesai mandi, Ibu Yerry sudah ada di depan pintu sambil bawa pisau, lalu dikupas cepat-cepat, dan alhamdu lil laah, tangannya tak ikut dikupas.
  15. Jam 07.00 Rombongan berangkat meninggalkan Hotel Wijaya untuk melanjutkan Ziarah ke Makam Asyaikh Sayyid Al Hasany di Talango yakni Pulau kecil berdekatan dengan Kali Anget. Rencananya sempatkan mampir di Asy Syaikh Cholil Sepuh Bangkalan Asy Syarif Hidayatullah Cireboony dan kembali ke Pulau Jawa tepatnya SMAN 1 Kraksaan.
  16. Sebenarnya ada teman yang ingin ikut ke Pulau Madura, namun kondisi situasi tidak memungkinkannya untuk ikut yakni :
  • Ibu Lilik Suhartini. Beliau tak jadi ikut karena ada panggilan mendadak dari DIKNAS Kabupaten Probolinggo untuk menjadi Kepala Sekolah di SMPN Sumber Asih – Probolinggo. Kepala sekolah yang ada terkena penyakit stroke berat.
  • Bapak Tasron, SPd, MPd. Beliau mewakili Kabupaten Probolinggo untuk ikut Lomba Guru Berprestasi tingkat Jawa Timur. Karena tak bisa ikut, otomatis Istri dan Anaknya (Ibu Rohana dan Tyan) terpaksa tidak bisa ikut.

Bersambung ke Kisah V

Category : | Read More......

BARU JUDUL DOANG ...

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 20.17 0 komentar

Kisah VI

Ahad, 28 Juni2009

PASAR KAPEDI, API TAK KUNJUNG PADAM

Kisah VII

Ahad, 28 Juni2009

ASYAIKHUNA CHOLIL SEPUH BANGKALAN

Kisah VIII

Ahad, 28 Juni

BANGKALAN, SURAMADU, SURABAYA, KRAKSAAN

Kisah IX

Senin, 29 Juni 2009

PSB 2009 SMAN 1 Kraksaan Dibuka

Category :

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-5

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 19.46 0 komentar



Kisah V
Ahad, 28 Juni 2009
SAYONARA HOTEL WIJAYA, ASY SYAIKH SAYYID YUSUF TALANGO


  1. Jam 07.00 Rombongan berangkat meninggalkan Hotel Wijaya dan sekaligus sayonara untuk melanjutkan Ziarah ke Makam Asy Syaikh Sayyid Yusuf Al Hasany di Talango yakni Pulau kecil berdekatan dengan Kali Anget. Beberapa meter sebelah utara terdapat hotel yang lebih besar dan bagus daripada Hotel Wijaya yakni Hotel Utami Sumekar Sumenep Jl. Trunojoyo No. ? No. berapa he ... kok cuma tanda tanya ? Amboooy ... bagaimana bisa melihat ... bus sedang jalan agak cepat dan tulisannya jauh di mata namun dekat di hati, hanya saja hati tak bisa lihat ... jadi ... ya nomor tanda tanya dulu ... masih untung tahu Nama Hotelnya dan lihat Gedungnya ... daripada tidak ... hayo ... !!!???
  2. 07.17 bus belok kanan dan kembali melewati Hotel Wijaya kenanangan semalam tak sampai. Sampai di perempatan, belok kanan, lalu melewati Alun-Alun alias Taman Adipura Kota Sumenep. Sampai di pertigaan belok kiri dan tak lama kemudian berhenti di gang tempat makan kemarin malam.

  3. Hampir saja SUHU tak sarapan di tempat ini, bilamana tak ada yang tak mau nasi pecel, jikalau tak salah mayoritas pagi itu sarapan Nasi Rawon. Bagaimana jikalau mendapat Nasi Rawon ? Insyaa Allooh banyak tak maunya. Atas takdir Tuhan Yang Pengatur, rupanya terdapat siklus teratur yakni habis makan dan minum terus ke WC. Banyak juga yang antri, ada yang Kelas Berat alias Of The Plug Blunk dan ada pula yang Kelas Ringan alias Of The Kricik-Kricik, Of The Krucuk-Krucuk dan Of The Siiirrr. Sama-sama lewat pintu depan dan atau belakang, namun metode beda, akan tetapi hasil sama. Apa hasilnya ? Lega ... ueeeeentheeeeeng .... tidak menjadi sumber penyakit. Kuasa Tuhan memang luar biasa. Hanya saja lorong WC dan kamar Mandi cukup menyeramkan karena sempit dan gelap, cocok untuk Uji Nyali. Di lorong kecil pula samping rumah sebelah selatan Bapak Diyun dan Kru Supir sedang asyik sarapan. Belakang rumah persis terdapat Got Cukup Lebar sekitar satu langkah kaki ke depan maju jalan 1, 2 dan rupanya mengalir lancar dan di situ sudah duduk sendirian seorang makhluk yang bernama Yuda (Keponakan Ibu Andayani) sambil senyam-senyum kepada SUHU. Sedang apa di situ Yud, tanya SUHU. Dia menjawab,”Sedang nyantai-nyantai saja Pak, di depan penuh orang”. Jawab SUHU,”OK!”.
  4. Jam 08.06 kembali ke bus kecuali Panitia Urusan Konsumsi. Waktu malam hari cenderung gelap dan cenderung tak begitu kelihatan, namun di pagi hari kelihatan jelas semua apa yang ada di sekitar Gang Rumah makan tersebut . Ciri khas masuk gang rumah makan tersebut antara lain : Lurus dengan gang dan seberang jalan alias barat jalan terdapat poster besar sepasang Kandidat CAPRES dan CAWAPRES dalam masa ampanye PILCAPRES dan PILCAWAPRES 2009 yaitu Bapak JK-WIRANTO dan depan rumah ada pohon mangga manalagi dan Rumah Cukup Besar sedang direhab terbuat dari Bata Putih alias Watu Kumbung (istilah Orang Tuban) , serta sebelah barat daya terdapat Menara TELKOMSEL/INDOSAT (maaf kurang jelas karena agak jauh dan terhalang banyak rumah dan bangunan tinggi lainnya). Agak lama menunggu, kami berdua (SUHU + Bapak Safari) memprediksi mungkin urusan penyelesaian Urusan mnakan Minum kemarin malam dan pagi ini.
  5. Jam 08.36 bus berangkat meninggalkan Rumah Makan tersebut. Rahasia besar terkuak ... ternyata ... tempat favoritnya Ibu Sri Yulis ketika masih Anak-Anak di mana sering diajak Ayahnya makan Lonthong Kikil di tempat tersebut setiap habis gajian. SUHU kok tahu. Aaaah ... wartawan jalanan nich ... punya Telinga dong ... !!! Nuwun sewu ... jangan ramai-rami yaaa ... yang ceritera orangnya sendiri ketika makan malam sebelumnya di sela-sela makan dan minum Lonthong Kikil. Beliau kini diangkat oleh Dewan Guru SMAN 1 Kraksaan kecuali Bapak Nasor yakni WAKASEK RUJAK. Lho kok WAKASEK RUJAK ? Ingin tahu alasannya, sederhana saja bilamana diadakan lomba makan rujak selama seminggu berturut-turut, Insyaa Allooh beliau pemenangnya, sedangkan Peserta Lainnya dlosor tidur di WC.
  6. Pasca belok kiri berhenti di sebelah kiri Lapangan Tennis dan di depannya terdapat pertigaan dan pukul 08.47 berangkat lagi, lalu belok kiri hingga melewati Kantor DISPOR. Subhaanaloooh ... perjalanan tak bisa dilan jutkan karena terhalang Orang Sedang Sibuk Bikin Panggung, entah akan ada acara apa tak tahulah dan tak nguruslah. Akhirnya bus atret mundur dan masuk ke gang Meranggi dan di sebelah kirinya terdapat Kantor NU sedang dipugar, maka tak lama kemudian bus berbelok kanan maju ngeeeeeeng. Lalu belok kiri terus berjalan ke arah utara melewati SMA Muhammadiyah Sumenep hingga akhirnya sampai di tempat parkir agak menjauh dari Kapal dan atau Perahu Penyeberangan Kali Anget menuju Talango. Beberapa teman ke Kamar Mandi untuk buang air kecil dan SUHU sendiri juga ikut dong, lalu berwudlu. Berhubung di situ ada dipan dan sajadah di atasnya, SUHU ijin kepada yang punya Rumah untuk Sholat di situ. Lalu Sholat Syukril Wudlu 2 roka’at, Sholat Hajat 2 Roka’at dan kontak ghoib dengan Para Penghuni tak tampak di Pulau Talango, Kali Anget, Sumenep tersebut. Lalu kirim do’a khusus kepada Asy Syaikh Sayyid Yusuf Al Hasany di Talango beserta Siapa Saja dan Apa Saja yang berkaitan dengan beliau dan Do’a Umum kepada seluruh makhluk yang ada di Pulau tersebut baik yang hidup maupun yang sudah mati, baik yang tampak mata maupun tidak, baik yang kasar maupun yang halus. Kepada Asyaikh Yusuf dan Lainnya dengan tujuan agar seluruh amal baik diterima oleh Allooh SWT, jauh dari siksa kubur, berlimpah nikmat kubur, jauh dari siksa api neraka dan berlimpah nikmat syurga sesuai dengan tingkar derajat Iman Taqwanya dan yang hidup termasuk yang berziarah agar bisa mencontoh suritauladan khususnya Asy Syaikh Yusuf yang merelakan dirinya hidup bersusah-payah menyebarkan kalimah Laa Ilaaha Illallooh, Muhammadur Rosuulullooh di Pulau Terpencil tanpa imbalan jasa apapun dan gelar penghargaan apapun yang jauh dari sanak family terdekatnya. Terus terang saja, SUHU sendiri tak mampu melakukannya. Jauh bagaikan langit dengan bumi. Selesai sholat masih ada Bapak Tommy, Istrinya dan Kedua Anaknya yang masih kecil alias imut-imut serta Bapak Basuki selaku ajudan andalan Bapak Rachman. Kemudian berjalan menuju tempat Penyeberangan dan SUHU menggandeng putera lelaki Bapak Tommy kuatir lepas dan lari ke jalan raya. Setelah berjalan sekitar 600 m, sampailah di tempat tersebut. Banyak orang yang menyapa SUHU, dikiranya Bapak Haji beneran atau seorang Ulama Hebat, padahal tidak. Tak hanya di situ saja, di Asta Tinggi pun begitu, akan tetapi SUHU cuek sajalah dan lanjutkan, begitu ... !!! Seragamnya boleh, potongannya cukup OK meskipun hidung mancung ke dalam, namun tak keterlaluanlah, warna kulit OK, wajah tak terlalu jelek. Sekiranya dikawal oleh bodyguard kiri dan kanan dan sambil pegang tasbih besar, mungkin disungkemi sampai elek. Untung tak begitulah ... masih sadar kok ... !!!
  7. Talango merupakan suatu tempat yang tak jauh dari tempat parkir bus rombongan SMAN 1 Kraksaan yakni sekitar 1,5 km. Sampai di tempat, SUHU agak terkejut karena beberapa orang yang bertugas di penyeberangan tersebut rebutan penumpang. Kapal besar maunya protes karena rombongannya banyak dan perahu kecilpun masih sanggup karena jumlahnya ada beberapa Perahu dan tragisnya yang Perahu Kecilpun maunya rebutan. Alhamdu lil laah, akhirnya Bapak Nasor dan bapak Rachman bisa menyelesaikannya dengan baik di mana rombongan SMAN 1 Kraksaan, semuanya naik Perahu Kecil. Bapak Nasor minta ke Perahu Kecil ada 2 alasan pokok : Kasihan Para Perahu Kecil biar dapat penghasilan juga yang mana toh Kapal Besarpun sudah penuh, dan bilamana naik Kapal Besar jalan menuju ke tempat Asy Syaikh Sayyid Yusuf jadinya menjauh, lain halnya dengan naik Perahu Kecil.
  8. SUHU diminta oleh Bapak Nasor untuk turun duluan guna menolong Ibu Nasor turun ke perahu dan beberapa teman. Yang satu perahu dengan SUHU : Bapak Nasor (tak usah ditolong karena sudah biasa berpetualang), Ibu Nasor, Ibu Supriyaningsih, Ibu Tri Andayani, Bapak Basuki, dan siapa ya ... lupa nich ... !!!????
  9. Setelah pasukan tartar ... eit keliru ... Rombongan SMAN 1 Kraksaan berhasil mendarat 100 % dengan mulus, maka berjalanlah menyusuri jalan setapak, namun beraspal menuju Makam Asy Syaikh Yusuf Al Hasany. Begitu melewati areal kiri kanan, depan belakang pohon kelapa, SUHU teringat dengan Keluarga SUHU (Paman dan Bibi) yang tinggal di sekitar pantai yakni Panyuran-Tuban-Jawa Timur. Waktu anak-anak sering diajak Ibu pergi ke tempat tersebut dan senangnya bukan main karena bisa menikmati pemandangan laut dari dekat dan bermain sepuasnya dengan saudara sepupu di situ yakni main pasir dan sepak bola. Begitu masuk di areal tersebut SUHU pun sudah mulai merasakan perbedaan Aura yang terpancar dari Pulau tersebut, terasa tenang, teduh dan sejuk di hati dan pikiran, apalagi Musholla dan Makam Asy Syaikh Yusuf Al Hasany.
  10. Selama perjalanan di tempat ini, SUHU bergandengan dengan Bapak H. As’ad (suami Ibu H. Saidah alias Ibun Yayuk). Beliau bertanya, hai tadi ketika naik perahu apakah tidak miris (ketakutan) ? Jawab SUHU, ”Tidak !”. Kok bisa ? Bisa saja. Alasannya ? Yang pertama, perahunya tidak bocor, tidak ada angin laut besar dan tidak ada ombak laut besar. Bilamana ada, ya mirislah. Yang kedua, biasa main di air meskipun bukan air laut dan sudah pernah mencicipi berenang beberapa kali di air laut.
  11. Sampai di halaman Pintu Gerbang makam, Bapak As’ad meminta SUHU untuk memimpin Do’a. Lalu SUHU jawab,”Saya mau wudlu !”. Beliau menyela,”Apa harus wudlu ?”. Jawab SUHU,”Tidak, akan tetapi berwudlu tentu akan lebih afdlol nilainya dan toh gratis tidak bayar”. Setelah sampai di depan Tempat Wudlu dan Sumur pakai kerekan (Al Bakaroh = Kerekan Timba), wuuuh rupanya ada panggilan alam, minta Buang Air Besar dan Kecil sekaligus, dan antri lagi. Ternyata ada sedikit gangguan, tak mau keluar-keluar. Usai begituan, lalu berwudlu lengkap dengan do’anya dan sempat membasuh dengan Air Sumur setelah menimba terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan Sholat Syukril Wudlu 2 Roka’at, Sholat Hajat 2 Roka’at dan Do’a Pembuka kepada Asy Syaikh Yusuf beserta seluruh Orang yang Dimakamkan di Tempat Itu, sekaligus Siapa saja dan Apa Saja yang berkaitan dengan mereka semua. Baru setelah itu, naik dan bertanya kepada bapak Nasor tentang keberadaan Makam Asy Syaikh Yusuf. Sampai di dalam SUHU ucapkan Salam Pembuka kepada Seluruh Ahli Kubur di Tempat itu khusuuson Asy Syaikh Yusuf, duduk dan baca Surat Yasin, Surat Pendek sampai dengan akhir surat Al Baqoroh. Sebagian teman sudah asyik duluan di situ. Di tengah-tengah membaca Surat Yasin, SUHU ditepuk oleh bapak Haji Rachman sebagai isyarat jangan lama-lama, lalu balas dengan anggukan Kepala. Begitu selesai, memberikan sumbangan kepada Pengelola Makam, lalu keluar, subhaanallooh sudah banyak dicegat oleh Banyak Pengemis, namun tidak diberi semuanya, hanya yang terpilih sajalah. Waktu keluar dari arena semua teman sudah bersih, baunya pun tak tercium. SUHU simpulkan, berarti mereka sudah kembali ke penyeberangan dan bahkan mungkin sebagian sudah ada yang berhasil. Wow ... SUHU cukup kaget begitu turun dan jalan menuju ke penyebarangan sambil sms ke Ibu SUPRIYANINGSIH untuk menanyakan keberadaan teman-teman ? Kaaaget ? Ya. Kenapa ? Karena diikuti seorang Anak Kecil sambil membaca Asmaul Husna yang intinya Pengemis. Tanpa kawan seorangpun SUHU bagaikan PENDEKAR yang lagi turun Gunung sambil bergumam dan berdo’a yang intinya : DUH GUSTI ALLOOH ... ! ATAS QUDROH DAN IROODAH-MU ... ASY SYAIKH YUSUF SUKSES MENJADIKAN PENDUDUK DI SINI BERIMAN TAQWA SESUAI AJARAN AL QUR’AAN DAN SUNNAH ROSUL-MU MUHAMMAD SAW ... !!! NAMUN DI SISI LAIN YAA ALLOOH ... TERLALU BANYAK PENGEMIS DI SINI. OLEH KARENA ITU, SADARKAN MEREKA SEMUA ! SADARKAN ORANG-ORANG SUKSES DI SINI ATAU SIAPA SAJA YANG PEDULI TERHADAP ORANG-ORANG LEMAH DI SINI UNTUK MENGANGKAT DERAJAT KEHIDUPAN MEREKA YANG LEBIH BAIK DAN TERHORMAT ! YAA ALLOOH ... ENGKAU MAHA SEGALANYA ... ENGKAU MAHA KAYA ... ENGKAU MAHA PEMBERI REZEKI HALAL ... AAMIIIIIIN. Ini SUHU ucapkan berulang-ulang selama perjalanan menuju tempat penyeberangan, tanpa terasa tak tahunya nyasar di di sebelah kanan (utara) agak jauh dari penyeberangan. Sadar salah, segera sisiri tepian pantai ke arah kiri hingga akhirnya bertemu Rombongan. Alhamdu lil laah, untunglah bisa menyusul mereka, bilamana tidak, jelas ditinggal mereka. Selama menyisiri tepian pantai ntersebut, tetap kontak dengan Ibu Ningsih dan tak lama kemudian Bapak Nasor ngebel lewat HP-nya menanyakan keberadaanku ada di mana ? SUHU menjawabnya,”Sedang naik perahu bersama rombongannya Bapak Heri Fransetyo Pak!”. Beliau membalas,”Syukurlah!”. Barangkali beliau kepikiran SUHU, apalagi SUHU. Sekiranya SUHU berjalan kayak puteri semut yang paling malas dan sedang sakit gigi, dijamin ketinggalan.
  12. Selama menyeberang ada hal yang cukup menggelikan yakni Ibu Heri Fransetyo duduk mepet dengan mesin perahu. Asyiknya ... angin berhembus ke arah Para Penumpang. Otomatis, asap mesin terbang berkeliaran Goyang Kiri Kanan dan kadangkala bergaya seperti Michael Jackson yang sedang bertrakasi. Gara-gara ini 70 % Penumpang terkena sentuhan asap hitam tersebut, apalagi Ibu Heri, justeru yang paling menikmati. Beliau mencoba bergeser ke kiri dan ke kanan, berhasilkah ? Ternyata tidak. Asapnya sayang bangeeet kepada beliau. Ke manapun ku kejar kau, kata asap tersebut . Akhirnya mana tahan dech dikejar terus-terusan, sebab bilamana berlanjut, dijamin sekujur tubuh Ibu Heri akan menjadi Hitam Legam Kayak Ratu Ikan Cumi-Cumi Raksasa. Senyampang belum terlambat, buru-buru pindah berdekatan dengan SUHU. Bilamana terlambat, bisa-bisa Bapak Heri tak bisa mengenali lagi Ibu Heri. Meskipun masih kena, namun sudah berkurang 80 %.
  13. Aaah ... ternyata ... di atas perahupun mendapat hiburan sampingan alias bonus. Yang jelas, selama asap beraksi dan mengejar-ngejar Ibu Heri, yang lain sempat cekikak-cekikik, sambil menutupi hidung. Tahu-tahu, perahu sudah sampai ke tepian. Akhirnya, satu persatu, seluruh penumpang wajib mendarat. Memangnya mau bermalam di laut ... ??????!!! Selanjutnya berjalan menuju Bus, sebab mereka berdua sudah kangen berat sama seluruh penumpang alias ingin jalan lagi ke tempat lain.


Berlanjut ke Kisah VI ...

Category : | Read More......

WISATA RELIGIUS SMAN 1 KRAKSAAN 2009-3

Diposting oleh SMA NEGERI 1 KRAKSAAN On 19.19 0 komentar

Kisah III
Sabtu, 27 Juni 2009
(Sabtu 4 Legi 4)

KRAKSAAN-KENJERAN SURABAYA-SURAMADU-SUMENEP



  1. Sabtu dinihari 27 Juni 2009 jam 12.30 WIB berangkat dari Jl. Imam Bonjol 13 Kraksaan. Terdiri dari 2 Rombongan Bus. SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21 di Bus I kumpul sama Kepala Sekolah, namun beliau menunggu di Probolinggo. Saat itu, SUHU duduk sendirian menunggu Bapak Komite & Istrinya.
  2. Sampai di Pajarakan bablas melebihi Lapangan, maunya menjemput Bapak Safari dan Istrinya. Akhirnya ke timur lagi sambil toleh sana toleh sini mencari keberadaan beliau berdua. Ternyata tak ada dan dilanjutkan ke pertigaan Pajarakan, maunya berputar di sana. Setelah berjalan ke barat lagi, barulah bertemu dengan beliau. Rupanya Ibu Safari berhalangan hadir dan digantikan sebagian puterinya yang masih Kuliah di POLTEKKES MALANG yakni SYLVIA (Alumnus SMAN 1 Kraksaan tahun 2005). Akhirnya tempat duduk SUHU penuh di mana Bapak Safari di tengah dan puterinya di sebelah kiri. SUHU di sebelah kanan ? Yes bin OK. Why ? Karena pernah glundhung ketika duduk di pinggir sekitar tahun 1992 yang lalu. Gara-gara itu kapok sampai sekarang dan tak pernah mau lagi duduk di pinggiran.
  3. Berhubung perjalanan malam hari, otomatis tak bisa sepenuhnya menikmati Indahnya Kiri Kanan.
  4. Sekitar jam 04.00 sampai di Ujung Mulut Pintu Gerbang Jembatan Suramadu. Suramadu (Surabaya-Madura). Dikiranya terus ke Madura dan sebagian teman cemas Sholat Subuh di mana ? Lantas SUHU berceletuk,”Tenang saja, itu tuh di depan ada Bapak Nasor ! Insyaa Allooh beliau mencarikan Masjid untuk kita semua, khususnya yang Muslim-Muslimat Yang Tak Berhalangan !”. Tak lama kemudian, tahu-tahu busnya belok kanan. Sebagian teman berkomentar,”Lho kok belok ? Mau ke mana ya ?”. Oooo ... rupanya berhenti di suatu Masjid dan saat itu pas Adzan Subuh. Sebelum berwudlu, mayoritas Rombongan Yang Sholat, buang air kecil dahulu, berarti sedari tadi menahan air tersebut dan untungnya tidak ambrol di dalam bus.
  5. SUHU sendiri bagaimana ? Ingin tahu juga ... sebelum turun bus, mengeluarkan Seragam Sholat Terbaik saat itu yakni Gamis Putih, Serban dan Songkok Haji. Dalam Wisata Religius ini, SUHU sengaja membawa pakaian seperti itu dengan tujuan semoga mendapat Ampunan, Ridla dan Berkah Allooh SWT dan sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap Tokoh-Tokoh Yang Akan Dikunjungi , apalagi mayoritas yang dikunjungi ada Hubungan Pertalian Darah Cukup Dekat dan Pertalian Silsilah Ilmu Agama Islam. Pakai seragam begitu ingin cari sensasi ? Nauudzu bil-laahi min dzaalik, 100 % persen lebih jauh dari yang seperti itu. Apakah tidak malu karena mayoritas tak berpakaian seperti itu ? Kenapa harus malu, toh itu semua milik SUHU sendiri, 100 % legal bin halal. Kok pakai songkok Haji , apakah sudah Haji ? Belum, namun ingin pergi ke sana juga yang sama dengan orang lain yang ingin ke sana dan Rosuulullooh SAW telah berpesan kepada Kaum Muslimin dan Muslimat agar selalu memiliki keinginan pergi ke Baitullooh Tanah Suci Makkah Al Mukarromah.
  6. Jam 04.58 berangkat ke Madura dan meninggalkan Masjid tersebut. Apa nama Masjidnya, alamatnya ? Masjid Al Ishlah No. 274, Kenjeran Surabaya, Telepon 031-3817044.
  7. Meskipun remang-remang, apalagi sebagian besar Lampu Jembatan Suramadu dipadamkan, namun masih agak cukup menikmati Performa dan Panorama Jembatan Suramadu. Memang gagah dan diperkirakan masa layak pakai selama 100 tahun dengan catatan semuanya berjalan normal. Bilamana mur bautnya diambili oleh Tangan-Tangan Jahil terus, termasuk bagian lainnya dan tak terkontrol, maka tentunya tak sampai 100 tahun.
  8. Jam 06.00 berhenti di pertigaan Blega, Bangkalan. Agak lama berhenti sekitar 15 menit, dikiranya ada apa begitu, eeeh ... tak tahunya beli Snack. Tak lama kemudian Bapak Rosyidi mendistribusikan Alamo Gelas dan Bapak Miswanto bagian Kacang Sanghai. Meskipun terasa serik di tenggorokan, mayoritas Penumpang menyantap habis. Maklum dech, belum sarapan dan apalagi separoh malam kedinginan, sebagai akibat langsung Bus AC. Alhamdu lil laah, selama perjalanan tersebut, tak ada satupun penumpang yang copot baju alias bededeh (blejet), katanya Istilah Jawa. What the meaning of bededeh (blejet) ? Bededeh (blejet) is berpakaian separo di mana yang atas telanjang alias berbaju kulit aseli manusia alias udo separo.
  9. Jam 06.33 sampai di Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang arah utara. Sampai di petigaan besar, belok kanan menuju arah Sumenep. Rupanya menyusuri tepian pantai. Jam 06.47 sampai di Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Awas ! Jangan sampai keliru CUMPLUNG ! What the meaning of CUMPLUNG ? CUMPLUNG itu adalah sebuah Kelapa Tua yang sudah dilobangi, dikencingi dan isinya sebagian dimakan TUPAI. Sssssstttt ... jangan keliru pula menyebut dengan nama CUMPLENG ! Apa sih CUMPLENG itu ? CUMPLENG adalah suara apa saja yang bisa memekakkan kedua telinga manusia.
  10. Jam 07.32 melewati Masjid Jami’ Pamekasan. Lalu ada Perempatan, belok kiri dan berhenti di POM untuk isi Solar persisi jam 07.36. Para Penumpang dipersilahkan ke Toilet. Pasca buang Air Kecil SUHU memanfaatkannya untuk potret POM dan Sekitarnya via HP. Selama kurang lebih 15 menit Bus berjalan lagi. Jam 08.06 sampai di Larangan-Sumenep. Jam 09.16 sampai di penginapan yakni HOTEL WIJAYA Jalan Trunojoyo 45-47 Sumenep.
  11. Setelah dapat kamar B-04 bersebelahan dengan Bapak Basuki dan Ibu Supriyaningsih + Ibu Tri Andayani, istirahat sejenak, mandi, wudlu, Sholat Syukril Wudlu’ 2 Roka’at, Sholat Hajat 2 Roka’at, Sholat Dluha 2 Roka’at Lengkap dengan Do’anya Masing-Masing, lalu kututup dengan banyak-banyak membaca Al Faatihah dan Surat-Surat Pendek kepada Kaum Muslimin Muslimat di Pulau Madura Seluruhnya, Para ’Alim ’Ulama – Auliya’ di Pulau Madura seluruhnya khusuushon Kakek Buyut Guru-Kyai Asy Syaikh Cholil Sepuh Bangkalan Al Syarif Hidayatullooh Cireboony, Asy Syaikh Batu Ampar dan Asy Syaikh Yusuf Al Hasany, serta kepada Seluruh Makhluk Yang Ada di Pulau Madura agar dalam Lingkaran Hidayah Islam. Kepada Para Malaikat di Pulau Madura, banyak-banyak kubacakan Salam dan Al Faatihah agar ikut mendo'akan dan menjaga perjalanan WISATA SMAN 1 Kraksaan sehingga mendapat manfaat nyata dari Allooh SWT dan agar SMAN 1 Kraksaan bisa berkembang sejajar dengan Sekolah-Sekolah Yang Lebih Maju Duluan, apalagi target Sekolah Bertaraf Internasional. Selesai Sholat dan Dzikir, lalu copot baju dan ganti baju untuk melakukan Olah Raga Ringan di depan Kamar B-04 yakni Lari Ringan, Tekuk Sana Tekuk Sini Seperlunya dan Senam Pernafasan agar tetap bugar.
  12. Yang jelas menjelang Bus akan berangkat dari SMAN 1 Kraksaan sampai ke Surabaya, Surabaya ke Hotel Wijaya SUHU banyak-banyak mengadakan kontak ghaib dengan Seluruh Makhluk di daratan Pulau Jawa dan Madura dengan tujuan : Yang jahat biar menyingkir dan tidak menjadi penghalang perjalanan, Yang baik dan AAMANTU BILLAAHI WA ROSUULIHI WAL YAUMIL AAKHIRI supaya ikut mendo’akan kami dan Yang telah meninggal dunia agar segala dosanya diampuni Alooh SWT, diterima seluruh amal baiknya, jauh dari Siksa Kubur, mendapat Nikmat Kubur Berlimpah, jauh dari Siksa Api Neraka dan mendapat Nikmat Syurga Berlimpah Selamanya.
  13. Wualah ... wualaaaaah begini saja kok dipamer-pamerkan. Subhaanallooh wal hamdu lil-laah wa laa ilaaha illallooh wal-lloohu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa bil-laahil ’aliyyil ’azdiim, 100 % persen lebih tidak ada Niat dan Tujuan Yang Seperti Itu. Ini semua nyata dan sekaligus sebagai bagian trik % tips utama SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21 agar mendapatkan HIKMAH PERJALANAN WISATA RELIGIUS. Namanya saja,”WISATA RELIGIUS” kan sudah sepantasnya begitu. Soal dikabulkan oleh Allooh SWT atau tidak, itu semua HAK PREROGRATIF ALLOOH SWT.

Berlanjut ke Kisah IV

Category : | Read More......

About School

Foto saya
Menuju Sekolah Idaman Sepanjang Zaman * Tahun 1978 s.d. 2005/2006 sebagai SMA Standar Umum. * Tahun 2006/2007 s.d. 2008/2009 sebagai Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) dan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri (RSKM). * Membidik Sekolah Bertaraf Internasional.

Clock

Followers

Pesan dan Kesan



Link of SMAN 1 Kraksaan

Copy This Code for Your Web
Copy This Code for Your Web